PENDIDIKAN HOLISTIK SEBAGAI SUATU HARAPAN
PERBAIKAN KARAKTER BANGSA
Oleh :
Achmad Junaedi
Akhir-akhir
ini sekarang kita sering berfikir karena serapan informasi dari
berbagai sumber informasi yang menyuguhkan adanya fenomena keterpurukan bangsa dalam hampir seluruh segi kehidupan bangsa
ini, kita menyaksikan semakin
terpuruknya karakter bangsa ini yang dilakukan oleh hampir seluruh komponen
anak bangsa, tidak hanya kita melihat semakin brutal dan vulgarnya kenakalan
remaja yang melakukan perbuatan yang terkait dengan hancurnya moral bangsa,
mulai dari penggunaan narkoba, seks bebas, tawuran pelajar, pornografi dan
pornoaksi, serta info terakhir kita dikejutkan dengan berita pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang remaja belasan tahun kepada sahabatnya sendiri hanya
gara-gara persoalan sepele, yaitu rebutan cewek ,yang sebenarnya bukan waktunya
mereka secara financial dan mental mereka perebutkan.
Jika
kita mengiventaris bahasa keterpurukan bangsa ini barangkali juga kita sudah
terbiasa dengan istilah kenakalan remaja, tetapi saat ini kita juga harus mulai membiasakan diri untuk mendengar
istilah kenakalan orang tua, bahkan dua istilah ini sekarang telah menjadi
suatu kelaziman ditelinga kita. Kenakalan orang tua ini sebenrnya lebih dahsyat
dari kenakalan remaja, sebab kenakalan orang tua ini jika dibandingkan dengan
kenakalan remaja lebih besar dampaknya, betapa tidak para orang tua yang nakal
ini di topang financial yang mapan dan terkadang melibatkan kekuasaan yang
melekat pada mereka, dan jika di tinjau dari segi negative maka dampaknya lebih
besar dan masiv terhadap kerusakan bangsa. Betapa tidak orang tua rata-rata
memiliki penghasilan yang mapan untuk melakukan perbuatan nakalnya, secara
structural para orang tua nakal ini sebagian melekat pada dirinya memiliki
kekuasaan untuk melakukan tindakan penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme
karena mereka rata rata telah memiliki kemapanan dan jika mereka pejabat maka jabatan-jabatan
strategis dapat mendukung atas kenakalannya. Belum lagi kenakalan mereka dalam segi
perselingkuhan, mereka lebih hebat lagi
dalam urusan maksiat karena mereka didukung budget yang cukup untuk
melakukannya. Kenakalan orang tua ini terkadang didukung dengan argumentasi
yang mengadopsi dari pikiran-pikiran liberal, argumentasi mereka ini secara
sadar atau tidak dapat diterima dan menjadi suatu cara pola pikir yang diterima
dan malah sekarang ini telah menjadi lifestyle kebanyakan orang, bahkan
masyarakat kita telah toleran terhadap penyimpangan pikiran pikiran ini.
Apalagi
sekarang ini kita sering menggunakan pola berpikir mencari kambing hitam dari
penyebab keterpurukan karakter bangsa ini. Kita sering mengkambing hitamkan
umur bangsa kita yang masih muda, sehingga kita bersikap wajar-wajar saja kalau kita disebut Negara berkembang (
baca miskin) dan kita tetap bangga dengan
status itu, sebetulnya perbedaan umur suatu negara tidak dapat dijadikan
alasan untuk menentukan maju dan tidaknya suatu bangsa, atau dengan kata lain umur
suatu bangsa dijadikan alasan untuk menentukan kaya atau miskinnya suatu bangsa.
Kita dapat melihat sejarah dari bangsa bangsa lain, seperti Mesir, India dan Thailand, tiga
negara ini jika dilihat dari usia
negaranya ketiganya berusia lebih dari dua ribu tahun, tiga negara tersebut
juga adalah negara yang dimasa imperialism tidak mengalami penjajahan wilayah
secara utuh, tetapi negara negara tersebut belum bisa disebut negara maju atau
negara kaya. Jika dibandingkan dengan
Australia, Singapura dan New Zealand mereka adalah negara-negara yang usianya
kurang dari seratus tahun, tetapi saat ini mereka termasuk dalam negara-negara
maju dan penduduknya kaya.
Sebaliknya
jika dilihat dari sumber daya alam (SDA)
negara kita dikenal memiliki SDA yang melimpah sehingga disebut dengan jamrud
katulistiwa, Ratna mutu manikam , gemah ripa loh jinawi, dan sederet sebutan
manis dan membanggakan kita sebagai manusia yang dilahirkan di negara ini,
tetapi kita adalah negara miskin dan sebagian besar penduduknya miskin.
Sebetulnya
kita malu dengan saudara tua kita jepang, secara geografis 80% adalah pegunungan yang tidak menopang untuk
pertanian dan peternakan, tetapi jepang mengimpor hasil pertanian dan
peternakan serta bahan baku dari hampir semua negara , kemudian diolah dan
dijadikan barang jadi yang memiliki nilai tambah tinggi dari bahan mentahnya,
dan saat ini Jepang adalah Negara industri yang maju dan kaya. Dengan minimnya
SDA yang dimilikinya teratasi dengan SDM yang bagus, sehingga
mereka menjadi Negara Industri maju dan diperhitungkan dalam menetukan ekonomi
dunia.
Swiss
Negara kecil di Eropa yang wilayah tidak lebih besar dari satu Kabupaten di
pulau jawa, apalagi jika dibandingkan dengan luas satu kabupaten di luar Jawa
dan wilayah swiss hanya 11% yang dapat digunakan untuk pertanian selebihnya
adalah pegunungan yang dingin dan tertutup es, tetapi saat ini Swiss memiliki
produk pertanian yang sangat kita kenal yaitu Merk Nestle, bahkan merk ini memproduksi
hasil olahan dari pertanian dan peternakan multi varian yang ada di hampir
semua dapur-dapur kita tanpa ada merk lain yang mampu menandinginya. Perbankan
Swiss sangat diminati oleh nasabah-nasabah dari luar negeri Swiss, bahkan para
koruptor kita sangat percaya dengan Bank-bank Swiss sehingga mereka melarikan
dananya disana. Padahal Swiss adalah Negara Eropa yang hampir tidak memiliki
Angkatan bersenjata karena sedikitnya jumlah personil tentaranya, tetapi Bank
di swiss terkenal dengan keamanannya. Rahasianya adalah seluruh warga Negara
Swiss adalah tentara, semua warga negara wajib untuk mengikuti Wajib Militer
(Wamil) sehingga di dada mereka selalu terjaga untuk bela Negara.
Apalagi
jika kita menyalahkan ras, warna kulit dan keturunan sebagai penyebab kemiskinan kita, pada
kenyataannya di Eropa Imigran-imigran dari Asia dan Afrika adalah orang-orang
yang sukses, pelajar pelajar dan
mahasiswa-mahasiswa kita di Eropa dan Amerika mereka adalah termasuk sukses
belajar di sana, bahkan kita telah sering mendengar bahwa pelajar-pelajar kita
sukses meraih yang terbaik dalam berbagai event seperti olimpiade sains, fisika
dan matematika serta robomatika di tingkat
Internasional.
Dari
suatu survey yang telah di lakukan terhadap para eksekutif di Negara maju dan
Negara berkembang menunjukkan suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara intelegensi para eksekutif Negara Negara maju
dengan Negara-negara miskin, artinya tidak perbedaan dalam hal kemampuan
berbisnis mereka dalam menjalankan usahanya. Yang menyebabkan perbedaan dalam
kemajuan bisnis mereka adalah regulasi peraturan perdagangan dan usaha yang ada
di Negara Negara miskin, dalam berbisnis mereka tidak leluasa bergerak karena
tidak jelasnya regulasi perdagangan dan kurangnya proteksi dari pemerintahan,
lebih lebih lagi banyaknya pungli yang ikut membebani, sehingga menuntut mereka
dengan ekonomi biaya tinggi, hal ini akan berakibat pada lemahnya daya saing
produk barang dan jasa, yang akhirnya menjadi bagian dari cost biaya
produksi.
Lalu
apakah yang menjadi perbedaan kita dengan mereka, kita yang termasuk Negara
miskin dengan mereka yang termasuk Negara kaya ?. Ternyata perbedaan itu
terletak pada Attitude (sikap dan perilaku). Attitude sebenarnya dapat dibangun
melalui Budaya dan pendidikan, dengan
proses yang panjang terprogram dengan melibatkan seluruh komponen bangsa tanpa
terkecuali. Hasil data survey tentang attitude sehari hari masyarakat di negara negara maju dapat disimpulkan bahwa
mereka mayoritas memiliki prinsip prinsip dasar kehidupan yang terdiri dari
sikap sikap positif seperti :
1.
Beretika tinggi, (contoh kecil di jerman
orang tidak boleh bersendawa di depan umum karena itu melanggar hukum)
2.
Jujur dan berintegritas
3.
Bekerja keras
4.
Bertanggung jawab atas pekerjaannya
5.
Menghormati hak orang lain/warga lain
6.
Tepat waktu/menghargai waktu
7.
Mencintai pekerjaannya.
8.
Taat pada aturan hukum dan norma
masyarakat
9.
Suka menabung dan berinvestasi
Sikap mengikuti prinsip kehidupan di
atas mayoritas di lakukan oleh masyarakat di sana, sedangkan yang melanggar
atau tidak melakukan prinsip kehidupan seperti di atas adalah minoritas dari
masyarakat, sehingga yang minoritas itu tenggelam oleh mayoritas masyarakat
yang melakukan prinsip kehidupannya. Coba kita bandingkan dengan masyarakat di
Negara kita tercinta ini, adalah suatu hal yang antagonis, mayoritas masyarakat
kita adalah attitudenya rendah, buruk dan sangat berbeda dengan prinsip prinsip
kehidupan , sedangkan masyarakat yang attitudenya sesuai dengan prinsip kehidupan
adalah minoritas dan akhirnya tenggelam oleh masyarakat yang amburadul, bahkan
kalau ada orang yang berusaha teguh menjalankan prinsip kehidupan malah mereka
di pandang sebagai orang aneh, dan kalau perlu dicibir dan dikucilkan bahkan
ditindas serta di buang dari komunitasnya. Maka untuk memperbaikinya tidak ada
jalan lain melalui budaya dan pendidikan, tetapi pertanyaannya adalah budaya
dan pendidikan yang bagaimana ?
Dalam Rakernas Majelis Dikdasmen di
Depok pada bulan Juni 2011 lalu Muhammadiyah menggagas pendidikan Holistik
sebagai satu alternative jawaban terhadap problematika pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Holistik adalah model pendidikan yang memperbaiki secara
bersama-sama dari komponen pendidikan
yang terdiri dari Kurikulum, siswa dan Guru sebagai satu kesatuan terhadap
perbaikan system pendidikan, tidak ada dari tiga komponen Pendidikan diatas
yang lebih diutamakan tetapi semua adalah utama dan tidak ada yang di nomor
duakan. Jika diilustrasikan sebagai lingkaran komponen pendidikan holistic seperti
di bawah ini.
Sebenarnya konsep pendidikan Holistik
ini dahulu oleh KH. Ahmad Dahlan selaku Pendiri Muhammadiyah telah ada dan telah dikonsep sebagai
pemikiran beliau terhadap pola
dakwah yang diamalkan melalui pendidikan diniyah pada awal
perjuangannya, konsep pendidikan holistic beliau adalah sebagai berikut :
Menghasilkan santri yang memiliki sifat
:
1.
Baik
budi alim dalam agama
2.
Luas
pandangan alim dalam ilmu-ilmu dunia
3. Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat
Oleh Amir Hamzah Wirjosukarto (1968) pemikiran
konsep pendidikan KH. Ahmad Dahlan dirumuskan
dalam tiga kata : individualiteit, moraliteit dan sosialiteit.
Pendidikan
Holistik yang digagas Muhammadiyah diharapkan memiliki kompetensi lulusan
sebagai berikut :
1. Individualiteit : individu-individu yang seimbang antara
kepentingan dunia dan kepentingan akhirat.
2.
Sosialiteit
: yang menghidupkan dan menggembirakan semangat ta’awun (tolong menonlong).
3.
Moraliteit
: pandangan baik dan buruk membangun etos yang membawa kepada Islam
berkemajuan
Rakernas
Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Tahun 2011 mempertegas, filosofi Sekolah Unggul Muhammadiyah dengan menggariskan visi
Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah. Visi
tersebut terdapat dalam tiga kata kunci, yakni
Kualitas, Kemandirian dan Ciri Khas. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam rumusan kurikulum
dengan komptensi Lima Kualitas Out-Put. Lima
Kualitas Out-Put dijabarkan ke dalam
butir-butir : (A). Kualitas Keislaman, (B). Kualitas Keindonesiaan, (C).
Kualitas Keilmuan, (D). Kualitas Kebahasaan, dan (E). Kualitas Keterampilan.
A. Kualitas Keislaman yang dimaksud adalah Tertib ibadah dan Fasih membaca al-Qur’an dengan target hafal Al-Qur’an :
- SD/MI : Juz ‘Amma
- SMP/MTS : Juz ‘Amma dan Juz Tabarak( Juz 29)
- SMA/SMK/MA : Juz ‘Amma, Juz Tabarak dan Juz Qad Sami’a (Juz 25 /Juz yang membahas Hak hak Wanita )
B. Kualitas Keindonesiaan
yang dimaksud
adalah bangga sebagai bangsa Indonesia dan Terampil menjadi anggota paskibra, dengan target capaian :
·
Menunjukkan kebiasaan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar
·
Menunjukkan kebiasaan bekerja sama dengan teman dan anggota
masyarakat dalam kegiatan bersama.
·
Menunjukkan kebiasaan menghargai berbagai perbedaan
yang terdapat dalam masyarakat.
·
Aktif dalam kepanduan Hizbul Watan/Pramuka
C. Kualitas Keilmuan
yang dimaksud
adalah :
·
Menunjukkan pemahaman konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi, sesuai dengan perkembangan peserta didik.
·
Mempunyai nilai raport untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris dan Bahasa Arab minimal 7
·
Siswa mempunyai kesiapan untuk menghadapi Ujian
Akhir Nasional dan Ujian Seleksi Mahasiwa Baru.
D. Kualitas Kebahasaan
yang dimaksud
adalah:
·
Menguasai 900 kosa kata Inggris dan Arab yang
berkaitan dengan keperluan sehari-hari, untuk tingkat SD/MI.
·
Menguasai 1800 kosa kata kata Inggeris dan
Arab serta mampu mempergunakannya dalam percakapan sehari-hari untuk tingkat
SMP/MTs.
·
Menguasai 2700 kosa kata Inggeris dan Arab serta
kemampuan memperguanakannya dalam bahasa lisan dan tulisan untuk tingkat SMA/MA
E. Kualitas Keterampilan
yang dimaksud
adalah:
·
Mahir menggunakan komputer dan mengakses informasi
dari komputer (Internet).
·
Menunjukkan sikap sportif dan santun yang dibangun
melalui kegiatan olah raga dan seni.
Pendidikan
holistic ini diharapkan dapat menjadi nafas kehidupan dalam penyelenggaraan
pendidikan di seluruh lembaga pendidikan muhammadiyah. Semoga Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar